Apa yang Terjadi dengan Harga Bitcoin Belakangan Ini? Harga bitcoin lagi-lagi bikin deg-degan para investor. Baru-baru ini, aset digital r...
Apa yang Terjadi dengan Harga Bitcoin Belakangan Ini?
Harga bitcoin lagi-lagi bikin deg-degan para investor. Baru-baru ini, aset digital raksasa ini sempat naik ke atas US$113.000, tapi langsung goyang turun ke US$111.000 setelah kabar mengejutkan dari Amerika Serikat.
Revisi data kerja AS yang turun drastis bikin pasar crypto ikut bergejolak, termasuk di Indonesia di mana banyak yang lagi pantau pergerakan harga bitcoin.
Bayangkan, Bureau of Labor Statistics (BLS) Amerika merevisi data penciptaan lapangan kerja untuk 12 bulan hingga Maret 2025. Awalnya dikira tambah jutaan pekerjaan, eh ternyata dikoreksi minus 911.000 lapangan kerja. Ini revisi terbesar sejak 2009, lho, dan langsung bikin kekhawatiran resesi ekonomi global.

Detail Revisi Data Kerja AS yang Bikin Pasar Panik
Revisi ini nggak main-main. Sektor hiburan dan perhotelan kehilangan 176.000 pekerjaan, sementara perdagangan, transportasi, dan utilitas minus 226.000.
Totalnya, rata-rata bulanan cuma tambah 71.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi pasar. Buat harga bitcoin, ini sinyal bahwa ekonomi AS lagi melambat, yang biasanya bikin investor kabur ke aset aman.
Tapi, ada sisi positifnya juga. Data lemah ini justru nambah harapan pemotongan suku bunga Federal Reserve (Fed) lebih agresif.
Pasar sekarang prediksi bisa ada tiga kali potong suku bunga tahun ini, termasuk 50 basis poin di pertemuan September nanti. Ini bisa jadi pemicu rally harga bitcoin di kuartal empat.
Sementara itu, di Indonesia, harga bitcoin sempat tembus Rp1,7 miliar per koin sebelum revisi ini. Banyak trader lokal yang langsung jual posisi untuk hindari kerugian lebih dalam.

$BTC IS PULLING BACK AFTER JOBS REVISION🚨
— Kapoor Kshitiz (@kshitizkapoor_) September 9, 2025
It was trading above 113K but is now back at 111.5K.
The move came after the US revised -911K jobs from the past year, the largest downward revision ever, even worse than 2009.
That’s 76K jobs overstated every month, with the biggest decline in Leisure and Hospitality (-176K) and Trade/Transport/Utilities (-226K).
Markets are repricing fast. Odds of a 50bps cut on Sept 17 have already slipped from 10% to 8%.
Watch your stops!
Dampak ke Pasar Crypto Global dan Lokal
Reaksi pasar nggak cuma di bitcoin aja. Altcoin seperti Ethereum dan Solana juga ikut merosot, meski nggak separah BTC.
Emas sebagai aset safe haven malah naik sedikit, nunjukin investor lagi cari perlindungan. Di sisi lain, indeks saham AS seperti S&P 500 sempat turun sebelum pulih tipis.
Buat pembaca di Indonesia, ini relevan banget. Ekonomi kita lagi bergantung pada ekspor ke AS, dan kalau resesi di sana, bisa berimbas ke rupiah yang melemah.
Harga bitcoin dalam rupiah bisa makin fluktuatif, apalagi dengan regulasi Bappebti yang lagi ketat soal crypto.
Menurut tren Google, pencarian "harga bitcoin hari ini" naik 40% di Indonesia pasca berita ini. Banyak yang penasaran apa artinya buat portofolio mereka.
Jangan panik dulu, ya, ini bisa jadi peluang beli di harga rendah kalau kamu yakin dengan prospek jangka panjang.
Prediksi Harga Bitcoin: Rally Q4 Masih Mungkin?
Analis dari Cointelegraph bilang, meski harga bitcoin goyang sekarang, potensi rally ke US$185.000 di akhir 2025 masih terbuka. Alasannya, pemotongan suku bunga Fed bisa dorong likuiditas ke aset berisiko seperti crypto. CME FedWatch Tool nunjukin peluang potong 25 basis poin di September hampir 100%.
Tapi, hati-hati dengan faktor lain. Pemilu AS November nanti bisa bikin volatilitas tambahan, apalagi kalau kebijakan Trump soal tarif impor berlaku.
Di X (dulu Twitter), tren #BitcoinCrash lagi ramai, tapi influencer seperti Brian Rose dari London Real optimis September bisa rebound kalau Fed bertindak cepat.
Prediksi jangka pendek: Harga bitcoin bisa stabil di US$110.000-112.000 minggu ini, sambil tunggu data inflasi AS akhir September. Kalau nggak ada kejutan negatif lagi, bull run bisa dimulai.

Bitcoin closed August -6.49%
— Brian Rose, Founder & Host of London Real (@LondonRealTV) September 1, 2025
Now September begins with the Fed’s rate decision looming.
Cuts could reignite risk assets.
No cuts = more pressure.
Macro sets the tone.
Tips Solutif Buat Investor Bitcoin di Indonesia
Jangan buru-buru jual semua asetmu.
Pertama, diversifikasi portofolio: Campur bitcoin dengan stablecoin seperti USDT untuk kurangi risiko.
Kedua, pantau berita resmi dari BLS dan Fed biar nggak ketinggalan update.
Ketiga, gunakan exchange terpercaya seperti Indodax atau Tokocrypto yang punya fitur stop-loss. Ini bisa otomatis jual kalau harga turun di bawah level tertentu, hindari kerugian besar.
Keempat, belajar dari tren X: Banyak komunitas lokal diskusi soal strategi hodl (hold on for dear life) saat volatilitas tinggi.
Ingat, investasi crypto itu marathon, bukan sprint. Kalau kamu pemula, mulai dengan modal kecil dan edukasi diri lewat sumber seperti CoinMarketCap.
Di Indonesia, dengan pertumbuhan adopsi crypto capai 10 juta pengguna tahun ini, peluangnya masih besar asal sabar.

Kesimpulan: Tetap Optimis Tapi Waspada
Revisi data kerja AS memang bikin harga bitcoin wobbles, tapi ini bagian dari siklus pasar. Dengan harapan rate cuts Fed, prospek jangka panjang tetap cerah. Buat pembaca Indonesia, pantau rupiah dan regulasi lokal biar investasi aman.
Jangan lupa, crypto itu volatile, tapi juga punya potensi return tinggi. Kalau kamu punya pengalaman serupa, share di komentar ya. Stay tuned untuk update harga bitcoin terbaru!
Artikel ini berdasarkan data terkini dari BLS dan analisis pasar per 9 September 2025. Selalu verifikasi info sebelum ambil keputusan investasi.
COMMENTS